Mufti Rusia Belajar Agama Islam di Yogyakarta

0
216

Mufti Rusia berkunjung ke Yogyakarta untuk belajar agama Islam, karena mereka menilai di kota ini kehidupan bermasyarakat dan toleransi antarumat beragama cukup baik. “Selama di Yogyakarta kami akan berkunjung ke pusat-pusat pendidikan agama Islam seperti Pondok Pesantren Krapyak dan Kotagede,” kata pimpinan rombongan Mufti Rusia Rushan Hazrat Abbiyasov di Yogyakarta, Senin. REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA–Mufti Rusia berkunjung ke Yogyakarta untuk belajar agama Islam, karena mereka menilai di kota ini kehidupan bermasyarakat dan toleransi antarumat beragama cukup baik. “Selama di Yogyakarta kami akan berkunjung ke pusat-pusat pendidikan agama Islam seperti Pondok Pesantren Krapyak dan Kotagede,” kata pimpinan rombongan Mufti Rusia Rushan Hazrat Abbiyasov di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia saat bertemu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, para ulama besar dan tokoh Islam Rusia tertarik berkunjung ke Yogyakarta, karena kehidupan antarumat beragama tampak harmonis. Sultan mengatakan pihaknya menyambut baik atas kunjungan Mufti Rusia dan berharap bisa menjadi titik awal kerja sama antara umat Islam Indonesia umumnya dan umat Islam Yogyakarta pada khususnya dengan umat Islam Rusia.

“Umat Islam harus bisa menjaga tiga hal dalam kehidupannya, yakni menjaga hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia, dan keadilan dalam menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinanya,” katanya.

Menurut dia, jika tiga hal itu dijaga dan saling menghormati, maka perdamaian akan tercipta dalam menjalankan kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam menjalankan ibadah, kata dia umat Islam khususnya di Yogyakarta sangat menjaga kebersamaan dan toleransi dengan agama lain, sehingga hidup berdampingan dengan umat lain secara damai.

Mufti Rusia yang bertemu Sultan antara lain Damir Hazrat Mukhetdinov, Arslan Hazrat Sadriev, Magomed-Emin Usmanov, dan Ildar Nurimanov.

Redaktur: Krisman Purwoko
Sumber: antara

Deputi Mufti Rusia: Kami Berterima Kasih pada Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Deputi Mufti Rusia, Rushan Hazrat Abbasov, menyatakan  pemerintahan dan rakyat Rusia sangat terkesan dengan perkembangan Islam dan pendidikan di Indonesia. Ia menyatakan, Muslim Rusia berhutang budi pada Indonesia.

Deputi Mufti Rusia, Rushan Hazrat Abbasov

“Keinginan presiden Soekarno mendirikan masjid di Rusia kala itu, menjadi tonggak sejarah perkembangan Islam yang sangat pesat di Rusia, karena setelah itu banyak masjid yang didirikan di Rusia, sementara pemeluk Islam juga semakin bertambah,” katanya.

Rushan mengatakan, pihaknya ingin belajar banyak tentang Islam di Indonesia, bagaimana multikulturalisme, perekonomian dan perbankan Islam sampai pada pengelolaan haji di Indonesia.

Abbasov berkunjung ke Indonesia bersama Damir Hazrat Mukhetdinov Deputy Chairman RMC, Arslan Hazrat Sadriev dari kemuftian Republik Tatarstan, Magomed-Emin Usmanov dari Republik Chechen, dan Ildar Nurimanov, pemred Medina.

Dalam materi kuliah umunya di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,  Abbasov menyampaikan, Republik Federasi Rusia (dulu Uni Soviet) pasca revolusi Glasnost (keterbukaan) dan Perestroika (restrukturisasi) 1985, telah terdiri dari 21 negara bagian (Republik). “Dari 142 juta penduduk Rusia sekitar 25 juta diantaranya adalah muslim, yang tersebar di Wilayah Degestan, Tartarstan, Chechnya dan Kazan. Mayoritas muslim di Rusia adalah Hanafi dan Syafii dan ada 10 persen Syiah,” katanya.

Di Rusia terdapat banyak manuskrip Islam dan juga banyak sahabat Nabi yang di kubur di Rusia.

“Penyebaran Islam di Rusia sebenarnya telah dimulai sejak abad ke-2 Hijriyah. Seperti juga di Indonesia, penyebaran Islam di Rusia juga dilakukan secara damai. Disamping itu, Rusia memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia. Masyarakatnya memeluk lebih dari dua agama dan pemeluk Islam menduduki terbesar ke dua,” katanya.

Ia mengatakan, seperti juga di Indonesia, Rusia juga terdiri dari tidak kurang dari 57 etnik, dan sangat menjunjung tinggi multikulturalisme.

Redaktur: Siwi Tri Puji B
Sumber: Antara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

13 − twelve =