JIC-Malang. Dalam rangka menjadikan Masjid Raya PPIJ sebagai pusat riset dan repositori ilmu pengetahuan, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta melakukan kolaborasi dan penandatangan kerjasama (MoU) dengan tiga perguruan tinggi terkemuka di Malang, Rabu-Kamis (6-7 November 2024). Ketiga Perguruan Tinggi tersebut yakni Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Brawijaya (UB) Malang. Penandatangan MoU ketiganya dilakukan langsung oleh Kepala Pusat PPIJ, Dr. KH. Didi Supandi, Lc, MA didampingi oleh Plh. Kadiv Pengkajian dan Pendidikan, Ir. Sukri Kardjono dan Kadiv Sosial, Budaya dan Ekonomi Syariah, Dr. KH. Edi Sukardi, M.Pd.
Rangkaian kegiatan kolaborasi tiga perguruan tinggi ternama di Malang ini diawali dengan Seminar Kolaborasi Masjid sebagai Pusat Riset dan Respositori Ilmu Pengetahuan yang dilaksanakan PPIJ kerjasama dengan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Rabu, 6/11/2024). Seminar ini menghadirkan dua narasumber yakni Kepala Pusat PPIJ, Dr. KH. Didi Supandi, Lc, MM dan Ach. Nizam Rifqi, MA dari Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Setelahnya dilakukan penandatangan MoU antara PPIJ dengan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. HM. Zainuddin, MA.
Dalam pemaparannya, Kiai Didi menjelaskan bahwa kolaborasi masjid dengan perguruan tinggi ini filosofinya dapat dilihat dari kata jami’ dan jami’ah. Jami’ kalau dalam bahasa Turki, Cami, artinya Masjid. Sedangkan Jami’ah adalah Perguruan Tinggi.
“Hari ini kita masih bisa melihat bagaimana Masjid Zaetunah di Tunisia, Masjid Qarawiyyin di Maroko dan Masjid Al Azhar di Mesir, dimana jami’ah ada ruang-ruang masjid “, terang Kiai Didi Supandi.
Lebih lanjut Kiai Didi menjelaskan bahwa ada empat aspek penting dari kolaborasi masjid dan perguruan tinggi. Pertama, kolaborasi penguatan perpustakaan masjid. Dalam pengelolaan perpustakaan ada istilah supply dan demand. Masyarakat yang ingin berperadaban maju membutuhkan peningkatan literasi melalui perpustakaan, dan kampus menjadi pensuplai tenaga-tenaga handal pustakawannya. Di sisi lain, saat ini memang masih banyak masjid-masjid yang belum mengembangkan perpustakaan. bahkan kalaupun ada tetapi belum dikelola dengan manajemen yang baik, atau belum didukung oleh kenyamanan ekosistemnya dan belum mendukung digitalisasi. Disinilah pentingnya PPIJ mempelopori dan mendorong pengelolaan perpustakaan secara profesional di masjid-masjid dengan dukungan kolaborasi dari perguruan tinggi.
Kedua, kolaborasi dalam bidang riset. Untuk menjadikan PPIJ sebagai lembaga riset yang kredibel saat ini telah diterbitkan jurnal Al-Madinah, Journal of Islamic Civilization. Jurnal dengan scope pembangunan masyarakat muslim perkotaan ini terbit Agustus dan Desember dalam bahasa Arab dan Inggris. Dan ditargetkan tahun depan dapat terakreditasi Sinta 2 maupun Scopus. Melalui jurnal ini pula, PPIJ ingin berkomunikasi lebih luas ke dunia internasional, khususnya di kalangan para akademisi menembus ruang-ruang diskusi, membangun tradisi ilmiah sehingga meningkatkan level intelektualitas pemikir Islam sekaligus mengangkat universalitas Islam. Dan sumber daya utamanya di bidang riset ada di perguruan tinggi.
Ketiga, kolaborasi pengabdian masyarakat. PPIJ juga mulai banyak terlibat dalam forum-forum diskusi ilmiah dan akademik di perguruan-perguruan tinggi termasuk lintas negara, bertemu dengan peradaban yang berbeda di seluruh dunia. Baru-baru ini PPIJ diundang hadir sebagai pembicara Kongres Internasional Anak dalam Multidimensi di Universitas Kirikkale Turki, pada tanggal 17-19 Oktober 2024. Adapun di dalam negeri, PPIJ juga telah menjalin Kerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Brawijaya Malang. Dan di awal Desember 2024 nanti akan dilaksanakan Konferensi Internasional Muslimah Dunia. PPIJ berharap dari forum-forum ilmiah seperti seminar hari ini dapat memantik ide dan gagasan pengembangan Islam yang lebih luas.
Ketempat, kolaborasi pengembangan sumber daya manusia PPIJ telah menjalin kerjasama pendidikan dengan Universitas Kirikkale Turki, Universitas Zaetunnah Tunisia, Universitas Qarawiyin Maroko. Ke depannya PPIJ akan mengirimkan pemuda-pemuda Masjid untuk kuliah S1, S2 atau S3 di sana dengan beasiswa dari Pemprov DKI Jakarta.
Namun, yang menjadi kunci kesuksesan kerjasama dan kolaborasi pusat riset dan perpustakaan dengan perguruan tinggi ini tidak lepas dari performa kelembagaan PPIJ hari ini. PPIJ telah sukses meraih sertifikasi manajemen mutu berstandar internasional ISO 9001:2015 tahun 2023 lalu kemudian dilanjutkan dengan keberhasilan Perpustakaan PPIJ memperoleh Akreditasi A kategori Perpustakaan Khusus Rumah Ibadah pada 19 Maret 2024. Selain itu, Perpustakaan PPIJ sudah lolos 5 besar dalam Lomba Kepustakaan Islam Award 2024 Kementerian Agama RI.
Mewakili Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Fakultas Sains dan Teknologi, Dr. Dwi Suheriyanto, M.P menyambut baik kerjasama dan kolaborasi yang ditawarkan PPIJ.
“Seingat saya, belum satu tahun ditandatangani PKS antara PPIJ dengan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang, tepatnya 24 November tahun lalu. Dan hari ini PPIJ mampu menindaklanjuti dalam bentuk MoU dengan Rektor UIN Malang. Padahal kami sangat ketat dalam mengeluarkan MoU karena kami evaluasi semua MoU yang ada,” tegas Dwi.
UMM dan Universitas Brawijaya Sambut Baik Tawaran Kerjasama dan Kolaborasi PPIJ
Setelah penandatanganan MoU dengan Rektor UIN Malang, siang harinya PPIJ menjalin kerjasama dan penanganan MoU dengan UPT Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan ini berlangsung di Perpustakaan Kampus Pusat UMM, di wilayah Tlogomas, Kota Malang.
Kepala UPT Perpustakaan UMM, Prof. Dr. Asep Nurzaman, M.Si. menyambut baik kehadiran Tim PPIJ dan menandatangani langsung MoU dengan PPIJ. Dalam sambutannya Prof Asep menjelaskan bahwa dalam membangun perpustakaan yang baik perlu ada enam syarat yakni perlu budaya kerja yang baik. SDM yang handal, perlu benchmarking, analisis performa dengan SWOT, pengadaan infrastruktur dan pengelolaan resources atau sumber daya informasinya.
“Peran pustakawan hari ini bukan hanya seperti penjaga toko, menunggu orang datang, tetapi dia menjadi hub riset bagi para civitas akademika yang membutuhkan kemudahan penelusuran resources jurnal,” terang Prof Asep.
Puncaknya, PPIJ sukses menjalin kerjasama dan menandatangani dua kesepakatan yakni MoU dengan Rektor Universitas Brawijaya dan MoA dengan UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya, Kamis (7/11). Tim PPIJ diterima oleh Kasubbag TU Dedy Gusra mewakili Kepala UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya, Dr. Iwan Permadi, SH, M.Hum. UPT Perpustakaan Universitas Brawijaya pada tahun ini berhasil meraih penghargaan innovasi perpustakaan dengan inovasi AI ScholarLib.
Akhirnya, dengan empat MoU yang diperoleh di Malang. PPIJ berharap semoga seluruh kolaborasi tersebut dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat yang banyak kepada Islam dan masyarakat muslim. [PAI]