SEKJEN MUI: UKHUWAH HARGA MATI

0
140

JIC- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Buya Amirsyah Tambunan, menyatakan persaudaraan (ukhuwah) merupakan harga mati. Apapun perbedaannya, ukhuwah tetap harus diutamakan tanpa ada toleransi.

Hal ini dia ungkapkan saat menyampaikan sambutan acara “Sarasehan Kode Etik Ukhuwah Islamiyah Bidang Politik” yang diselenggarakan oleh Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (KUI-MUI) di Aula Buya Hamka Gedung MUI pusat, Rabu (30/3/2022).

Terutama menyambut 2024, Amirsyah menegaskan kepada seluruh peserta dan masyarakat agar tidak menjadikan perbedaan pilihan politik menjadi alasan untuk bercerai berai. “Pilihan politik boleh beda tetapi ukhuwah bukan pilihan, melainkan kewajiban yg harus kita pentingkan,” ungkapnya.

Ukhuwah adalah kosakata atau diksi yang harus dipegang kuat dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, mengingat bahwa manusia memang masing-masing berbeda dengan kelebihan dan kelemahan. Dengan begitu, Buya Amirsyah meminta kepada masyarakat agar menutup dan tidak mempermasalahkan persoalan perbedaan dalam pilihan hidup bermasyarakat.

Dia melanjutkan perbedaan yang tidak boleh ditoleransi adalah perbedaan yang  berkaitan dengan ushuliyah. “Yang tidak boleh adalah dalam hal ushuliyah yang sengaja kita buat perbedaan-perbedaan, lalu menghasilkan penyimpangan, ini yang harus diamputasi,” jelasnya.

Dalam kesempatannya Buya juga mengucapkan Selamat Menyambut Ramadhan 1443H bagi seluruh umat Muslim sekaligus membuka acara. “Semoga Allah memberikan kesehatan lahir dan batin agar kita semua bisa selalu terjalin dalam ukhuwah,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, merekomendasikan perumusan kode etik politik oleh MUI mengingat kontestasi lima tahunan kian kental terasa dan gejala politisnya sudah merambat dalam kehidupan umat.

“Kita paham ekses perpolitikan di masa lalu yang hingga saat ini masih kita rasakan dapat membelah ukhuwah kita. Untuk itu MUI perlu menjadi himayatul ummah dan riayatud daulah,” ujarnya dalam acara Serasehan Kode Etik Ukhuwah Islam dalam Bidang Politik.

Dalam acara Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI itu, Kiai Cholil mengatakan perumusan kode etik tidak hanya berjibaku dengan norma halal-haram terhadap suatu tindakan politis. Tapi meliputi tindakan etis di mana letak kelayakan dan kesantunan kita dalam konteks persaudaraan. [fan]

Sumber: mui.or.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here