SIKLUS PERADABAN PERSPEKTIF PALESTINA

0
1049
siklus-peradaban-perspektif-palestina

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ ٱلْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُۥ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang zhalim

[Surat Ali ‘Imran (3): 140]

JIC– Sebab turunnya permulaan ayat, إِن یَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡ Rasyid bin Sa’d berkata, Tatkala Rasulullah saw kembali dari peperangan Uhud dalam keadaan muram dan sedih, ada seorang perempuan yang datang membawa suami dan putranya yang terbunuh sambil menampar-nampar dirinya sendiri. Lalu Rasulullah saw berkata, Apakah seperti ini Rasul-Mu diperlakukan? Lalu Allah swt menurunkan ayat ini.

Sebab turunnya akhir ayat 140 وَیَتَّخِذ مِنكُمۡ Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari ‘Ikrimah, ia berkata, Tatkala kaum wanita Muslimah sudah menunggu lama datangnya berita tentang perang Uhud yang belum kunjung datang kepada mereka, maka mereka pergi keluar untuk mencari berita tentang perang Uhud. Lalu ketika itu, ada dua orang laki-laki datang sambil mengendarai unta. Lalu ada seorang wanita bertanya, Bagaimana keadaan Rasulullah saw? Lalu kedua laki-laki tersebut berkata, Beliau masih hidup. Lalu wanita tersebut berkata, Kalau begitu, saya tidak peduli siapa-siapa dari hamba Allah swt yang Dia pilih sebagai syuhada. Lalu turunlah akhir ayat ini, ویتخذ منکم شهداء.

Menurut Syaikh Wahbah az-Zuhaili, Sesungguhnya apa yang terjadi di perang Badar dan Uhud, merupakan balasan bagi orang-orang yang beriman dan balasan bagi orang-orang kafir, dan ini merupakan sunnatullah bagi makhluk. Hal ini disertai penjelasan tentang hikmah yang terkandung di dalam kemenangan dan kekalahan. Kebenaran suatu saat meskipun lama pasti akan menang dan kebatilan pasti akan kalah. Semua ini juga telah berlaku bagi para pengikut Nabi-nabi terdahulu.

Allah swt berfirman,

{ وَلَقَدۡ سَبَقَتۡ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلۡمُرۡسَلِینَ }
{ إِنَّهُمۡ لَهُمُ ٱلۡمَنصُورُونَ }
{ وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ ٱلۡغَـٰلِبُونَ }

Dan sungguh, janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul”

” (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan”

“Dan sesungguhnya bala tentara Kami itulah yang pasti menang”

[Surat Ash-Shaffat (37): 171-173]

{ وَلَقَدۡ كَتَبۡنَا فِی ٱلزَّبُورِ مِنۢ بَعۡدِ ٱلذِّكۡرِ أَنَّ ٱلۡأَرۡضَ یَرِثُهَا عِبَادِیَ ٱلصَّـٰلِحُونَ }

Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Adz-Dzikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih” [Surat Al-Anbiya’ (21): 105]

Awal ayat menggambarkan penderitaan di akhir peperangan sebagai aktualisasi sunnatullah yang tidak pernah berganti. Pasalnya, penyimpangan dan perselisihan pasukan pemanah terjadi karena ingin mendapatkan harta rampasan. Padahal, Allah sudah menetapkan akan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang berjihad di jalan-Nya, yang tidak melihat dan tidak tertarik kepada kekayaan dunia.

Penderitaan itu juga untuk mengaktualisasikan sunnah Allah yang lain di muka bumi, yaitu mempergilirkan hari-hari di antara manusia, sesuai dengan tindakan nyata manusia beserta niatnya. Sehingga tampak jelaslah siapa gerangan orang-orang yang beriman dan siapa pula orang-orang munafik.

Pergiliran masa kejayaan dan kekalahan, dan pergantian kesulitan dan kelapangan, merupakan batu ujian yang tak pernah keliru dan timbangan yang tidak pernah aniaya. Kelapangan dalam hal ini adalah seperti kesulitan. Berapa banyak manusia yang sabar dan tabah ketika menghadapi kesulitan, tetapi mereka merasa lemah dan lepas kendali ketika dalam kelapangan.

Jiwa yang beriman adalah yang bersabar dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan, tetapi tidak meremehkan ketika dalam kelapangan. Ia selalu menghadap kepada Allah dalam menghadapi dua keadaan tersebut, dan dia yakin bahwa apa saja yang menimpa dirinya, baik berupa kebaikan (kesenangan) maupun keburukan (kesulitan), adalah dengan izin Allah.

Ayat 140 surat Ali Imran ini diyakini menjadi landasan bagi Ibnu Khaldun (Abu Zaid ‘Abdurrahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadhrami, lahir 27 Mei 1332-19 Maret 1406), mencetuskan teori siklus, yang beranggapan bahwa adanya perubahan sosial yang terjadi di masyarakat sebenarnya tidak direncanakan, namun cenderung untuk membentuk pola yang berulang di masa yang akan datang.

Ibnu Khaldun seorang sejarawan dan filosof muslim dari Tunisia juga sering disebut sebagai Bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan/Pengantar). Selain sebagai ahli politik Islam, Bapak Ekonomi Islam, karena teori ekonominya jauh sebelum Adam Smith (1723-1790), dan David Ricardo (1772-1823), ia juga disebut sebagai pembuka jalan bagi Machiavelli, Bodin, Comte dan Curmut. Ia pernah menjadi menteri di beberapa negara; Tunisia, Maroko, dan Granada (Spanyol).

Teori siklus Ibnu Khaldun memandang masyarakat melalui empat fasa atau siklus sejarah yang terus berulang, yaitu:

1. Fasa kebangkitan (al-ibda); masyarakat mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam perbagai bidang, seperti ekonomi, politik, dan kebudayaan
2. Fasa kegemilangan (az-zaman at-tsaqif); masyarakat mencapai puncak kejayaan dan kemajuan dalam pelbagai aspek kehidupan
3. Fasa kemerosotan (ad-daur); masyarakat mengalami kemunduran dan krisis dalam pelbagai bidang, termasuk ekonomi, politik dan sosial
4. Fasa keruntuhan (al-haad); masyarakat mengalami kehancuran dan kekacauan

Menurut Ibnu Khaldun, teori siklus ini terjadi karena manusia cenderung untuk mengulangi kesilapan mereka dalam sejarah dan tidak belajar dari pengalaman sebelumnya. Dalam setiap siklus, faktor-faktor seperti ketidakadilan, korupsi, dan kelemahan moral menyebabkan kemerosotan dan akhirnya keruntuhan masyarakat.

Palestina dikenal Kan’an sebagai nama klasiknya, tercatat sejarah sebagai bangsa yang pertama kali bermukim dan datang dari Jazirah Arab. Bangsa Kan’an membangun kurang lebih 200 kota dan desa di Palestina. Para nabi yang datang di antaranya; Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Yusya as, Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as.

Ada peninggalan purbakala di dalam gua-gua di Palestina, juga masjid Al-Aqsha. Kemerdekaan Palestina dideklarasikan pada 15 November 1988 di Aljir oleh Dewan Nasional Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina. Berpusat pemerintahan di Ramallah, perkiraan populasi di tahun 2022 berjumlah 5.377.429 jiwa.

Bangsa Palestina sudah 75 tahun dijajah Israel. Belasan ribu rakyat Palestina termasuk orangtua, perempuan dan anak-anak tidak berdosa tewas akibat kebiadaban tentara Zionis Israel; merampas, menjarah, mengusir, menangkapi, menyiksa, memenjarakan, membunuh dan membantai dengan peluru, rudal, bom, bahkan senjata kimia.

Sebagaimana sambungan ayat di akhir ayat 40 Ali Imran, ویتخذ منکم شهداء bangsa Palestina telah dipilih dan diseleksi oleh Allah swt sebagai syuhada (orang-orang yang mati syahid) di antara pejuang. Mereka mendapatkan penghormatan dan keistimewaan, dan diberikan rezeki berupa kesyahidan.

Allah swt meminta kepada mereka untuk memenuhi kesyahidan ini karena apa yang datang kepada mereka dari-Nya adalah kebenaran. Mereka telah mengimaninya, mengkhususkan dirinya untuknya, mereka telah membelanya dan menganggap murah segala sesuatu selainnya, Karena kehidupan manusia tidak akan baik dan lurus kecuali dengan kebenaran ini.

{ وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِینَ قُتِلُوا۟ فِی سَبِیلِ ٱللَّهِ أَمۡوَ ٰ⁠تَۢاۚ بَلۡ أَحۡیَاۤءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ یُرۡزَقُونَ }

Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki” [Surat Ali ‘Imran (3): 169]

Semoga Allah ta’ala memenangkan saudara-saudara kita di Palestina, dilindungi dan diselamatkan dari serangan tentara Zionis Israel termasuk, jika mereka diserang lewat jalur darat. Amin

*Diangkat dari materi berseri Ayat-Ayat Pendidikan ke-31 yang ditulis oleh Ustaz Arief Rahman Hakim, M.Ag (Kepala Sub Divisi Pendidikan dan Pelatihan PPIJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here