TRILOGI IMAN, HIJRAH, DAN JIHAD 1445

0
1265
trilogi-iman-hijrah-dan-jihad-1445

 

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

Orang-orang yang beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, serta orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang-orang mukmin yang sebenarnya. Bagi mereka ampunan (yang besar) dan rezeki yang mulia

(Al-Anfal [8]: 74)

 

JIC– Salah satu makna trilogi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tiga hal yang saling bertaut dan saling bergantung. Dalam konteks ini iman, hijrah dan jihad. Ayat 74 surat Al-Anfal ini sebagai kelanjutan dari ayat 72 dan diakhiri ayat 75 Al-Anfal.

Mereka membenarkan iman mereka dengan hijrah, menolong, memberikan loyalitas kepada sebagian yang lain, dan jihad mereka melawan orang-orang kafir dan munafik. Mereka memperoleh ampunan dari Allah yang menghapus dosa-dosa mereka dan menghilangkan kesalahan mereka, dan mereka mendapatkan rezeki (nikmat) yang mulia. Disebutkan kata rezeki ini sangat sesuai dengan jihad atau perjuangan, infak, pemberian perlindungan, pemberian pertolongan, dan beban-beban tugas lainnya yang mereka emban selama ini. Dan lebih dari itu, mereka akan mendapatkan pengampunan yang termasuk rezeki yang mulia, bahkan semulia-mulia rezeki. Maksud dari rezeki juga, adalah kebaikan yang banyak dari Rabb Yang Mulia di surga kenikmatan, dan bisa jadi mereka mendapatkan pahala dunia yang membuat mereka berbahagia dan hidup tenteram.

Di dalam surat Al-Hasyr ayat 9, Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Orang-orang (Ansar) yang telah menempati kota (Madinah) dan beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin) mencintai orang yang berhijrah ke (tempat) mereka. Mereka tidak mendapatkan keinginan di dalam hatinya terhadap apa yang diberikan (kepada Muhajirin). Mereka mengutamakan (Muhajirin) daripada dirinya sendiri meskipun mempunyai keperluan yang mendesak. Siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran itulah orang-orang yang beruntung

Allah SWT memberitahukan perihal orang-orang beriman dengan iman yang sempurna, gambaran generasi dan wujud hakiki agama ini. Ucapan kalimat syahadat bukan sebuah teori dan pelaksanaan ibadah ritual semata, namun tercermin dalam akumulasi aktifitas, akumulasi gerakan, dalam bentuk masyarakat yang bekerjasama bahu-membahu.

Iman adalah dinamisator yang menggerakkan, dengannya setiap Muslim akan bergerak, beribadah, beramal usaha dan mencari rezeki Allah di bumi-Nya yang luas. Iman menjadikan seorang Muslim memiliki kemuliaan di hadapan Allah, menyatakan kehambaannya, patuh dan taat kepada-Nya. Menjadikan-Nya satu-satunya yang disembah, ditakuti, dicintai dan dirindukan. Sehingga ketika suatu saat Kitabullah, Nabi, atau simbol-simbol agamanya dinistakan dia akan bereaksi menyatakan kebenaran. Atau Ketika dakwahnya diganggu atau dimusuhi di kampung halamannya, dia akan berhijrah.

Karena yang mereka cintai adalah Allah SWT dan Rasul-Nya, mudah saja mereka untuk berhijrah meninggalkan negeri tercinta, walaupun di tempat baru itu mereka akan kekurangan demi mempertahankan keimanan. Namun ia yakin Allah SWT akan memberinya kelapangan hidup yaitu rezeki. Hijrah dilakukan baik secara tempat atau makna.

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan (rezeki dan hidup). Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal (sebelum sampai ke tempat tujuan), sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (An-Nisa [4]: 100)

Jihad adalah jalan orang-orang beriman. Setiap Muslim membutuhkannya setiap saat, baik saat sendirian maupun saat berkomunitas atau berorganisasi. Dalam keadaan beribadah, bekerja, berbisnis, berdagang, mengajar, belajar maupun keadaan lainnya. Terlebih berperang mempertahankan agama Allah, meskipun konsekuensinya hanya dua; hidup atau mati syahid.

Rasulullah SAW ditanya, Amal apakah yang paling utama? Beliau bersabda, Iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ditanya lagi, Kemudian apa? Beliau bersabda, Jihad fi Sabilillah. Ditanya lagi, Kemudian apa? Beliau bersabda, Haji yang mabrur (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW bersabda, Orang yang berusaha (menolong) janda dan orang miskin, (akan mendapatkan pahala) seperti orang yang berjihad di jalan Allah, atau orang yang qiyamul lail semalam suntuk dan puasa sehari penuh (HR. Bukhari).

Rasulullah SAW bersabda, Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang (HR. Bukhari dan Muslim).

Trilogi iman, hijrah dan jihad sejatinya ada pada diri setiap Mukmin, karena spiritnya adalah perubahan. sehingga seorang pemimpin lebih berhati-hati dan bersikap adil dalam menunaikan amanahnya, baik skala negara atau nasional maupun skala lembaga atau organisasi. Seorang ayah akan bertanggung jawab menyiapkan visi besar rumah tangga di samping nafkah keluarga agar selamat dunia akhirat. Seorang ibu bertanggung jawab mensupport dan memastikan visi besar terimplementasi oleh putra-putri dalam keseharian. Sehingga kalimat Baiti Jannati, Rumahku Surgaku bukan sebuah slogan.

*Materi adalah seri dari Ayat-Ayat Pendidikan bagian ke-27, yang ditulis oleh Ustaz Arief Rahman Hakim, M.Ag (Kepala Sub Divisi Pendidikan dan Pelatihan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPPIJ)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here