JIC- Pimpinan Hanas, Khalil Al-Hayya, menyampaikan terima kasih kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia, setelah diumumkannya kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
“Kami berterima kasih atas sikap mulia dari semua negara yang mendukung kami di berbagai medan perjuangan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Aljazair, Turki, Afrika Selatan, Rusia, China, Malaysia, dan Indonesia,” Ucap Al-Hayya dalam video yang ditayangkan Al Jazeera.
Ia menegaskan bahwa penjajah Israel, sejak dimulainya agresi, telah mencoba mencapai berbagai tujuan, sebagian di antaranya diumumkan secara terbuka dan sebagian lainnya disembunyikan. Israel berniat menghancurkan perlawanan, menghancurkan Hamas, merebut kembali tawanan dengan kekuatan militer, dan mengusir penduduk Gaza.
Terkait hal ini, Khalil al-Hayya mengatakan, “Hari ini, kami menegaskan bahwa penjajah tidak akan pernah mampu mengalahkan rakyat kami dan perlawanan kami. Rakyat kami tidak akan pernah melupakan mereka yang terlibat dalam perang pemusnahan ini. Kami juga tidak akan melupakan, tidak akan memaafkan, dan tidak ada di antara kami yang akan mengabaikan hak atas pengorbanan rakyat kami di Gaza.”
Sementara itu, Republik Indonesia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina. Kesepakatan gencatan senjata itu harus segera direalisasikan.
“Indonesia menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Gaza, seperti selama ini didorong Indonesia serta masyarakat internasional. Implementasi kesepakatan tersebut harus dilaksanakan segera dan secara menyeluruh demi terhentinya korban jiwa di Gaza,” tulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI lewat akun resmi X, @Kemlu_RI, Kamis (16/1/2025).
Gaza perlu dibangun kembali. Indonesia juga mendorong agar Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) dipulihkan.
“Indonesia menekankan pentingnya pemulihan kehidupan masyarakat di Gaza melalui akses penuh penyaluran bantuan kemanusiaan, termasuk pemulihan peran UNRWA, serta rekonstruksi Gaza,” tulis Kemlu RI.
Perdamaian harus segera diwujudkan. Penjajahan Israel di Gaza harus disetop sekarang juga. Indonesia mendukung solusi dua negara, yakni baik Palestina maupun Israel sama-sama berdiri sebagai dua negara berdaulat dan saling mengakui.
“Perdamaian di Palestina tidak dapat dicapai tanpa penghentian penjajahan Israel, serta berdirinya Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, sesuai solusi dua negara berdasarkan parameter internasional yang telah disepakati,” tulis Kemlu RI.