JIC– Ulama besar Sayyidil Walid Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al-Habsyi Kwitang Lahir di Jakarta pada 29 April 1942, dan tutup usia meninggal dunia di Rumah Sakit Haji Pondok Gede pada hari senin, 15 Januari 2018 pukul 19.55 atau bada Isya, dalam usia 76 tahun.
Habib Abdurahman memiliki isteri yang bernama Syarifah Muznah binti Umar yang berasal dari kalangan pengusaha. Dari hasil pernikahannya pada tahun 1966 itu dikaruniai tujuh putra-putri. Mereka di antaranya adalah Khadijah Farhana, Habib Ali Abdurrahman Al Habsyi, dan Syarifah Najwa.
Nasabnya yaitu: Abdurahman bin Muhammad bin Ali bin Abdurrahman bin Abdullah bin Muhammmad bin Husein bin Abdurrahman bin Alhadi bin Ahmad bin Muhammad bin Alwi bin Abubakar bin Ali al-faqih bin Ahmad alfaqih bin Muhammad Asadillah bin Hasan Atturabi bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi Alawiyyin bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumi bin Muhammad an Nagieb bin
Ali Uraidy bin Jafar as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husein Sayyidusy-Syuhada bin Fathimah Az-Zahra binti Muhammad SAW.
Habib Abdurrahman merupakan pimpinan dan juga penerus Majelis Taklim Habib Ali Alhabsyi Kwitang. Setiap hari Minggu pagi, ribuan jemaah baik dari Jakarta maupun dari luar Jakarta hadir dalam pengajian rutin tersebut. Keaktifaan beliau dimulai sejak abahnya meninggal habib Muhammad bin Ali al-Habsyi tahun 1993, estafet kepemimpinan majelis Jakarta Islamic Center Kwitang tersebut dilanjutkan olehnya sejak 1993 hingga 2017.
Beliau pertama kali tampil berdakwah pada usia 33 tahun beliau ditemani abahnya tampil di majelis minggu Kwitang, dari situlah bakat dan keahlian berdakwah semakin terasah bersinar sehingga beliau menjadi ulama ternama yang berpengaruh. Fakta lain yang menunjukan beliau bukan hanya memiliki kemampuan agama yang mempuni beliau diketahui memiliki jiwa pengusaha yang baik seperti dari dikutip dari Liputan6.com pernah menjadi kontraktor bangunan rumah, gedung, serta pedagang berbagai kayu diantaranya kayu jati, kayu garut, dan lain sebagainya.
Proses pendidikan diterima dari abahnya dengan menempuh pendidikan formal di sekolah umum, sedangkan pendidikan agama lebih banyak belajar dengan ayahandanya Habib Muhammad bin Ali Kwitang, ketertarikan beliau pada ilmu agama membuat ia menekuni ilmu agama yang diajarkan oleh sang kakeknya Habib Ali Kwitang. Selain itu ilmu agamanya di dapatkannya juga dengan menempuh pendidikan selama 6 tahun di Jawa Timur pada Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnasihin Lawang Malang, di Ponpes ini beliau belajar seangkatan dengan ulama terkenal asal Kalimantan KH. Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul).
Semasa hidup kediaman beliau di Kwitang sering didatangi petinggi Negara dan tokoh-tokoh Nasional apalagi ketika masa-masa kampanye mau menjelang pemilu kedatangan tamu-tamu lebih banyak. Pengaruh beliau di Nasional tersebut terlihat ketika wafat banyak mantan pejabat dan pejabat aktif yang melayatnya, seperti President ke 6 SBY dan putranya AHY.