“QLP, qalbu bersih, raih prestasi!” Itulah yel-yel yang diteriakan serentak oleh ratusan pelajar yang mengikuti Pelatihan Teknologi Qalbu Linguistic Programming (QLP) bagi Siswa/i SLTA Kelas 3 Se-DKI Jakarta untuk Lulus UN yang diselenggarakan oleh Jakarta Islamic Centre (JIC) di Aula Serba Guna JIC (Selasa, 9/4/2013). Yel-yel itu diteriakan setiap host dan trainer meneriakan kata QLP.
Ada 609 peserta yang mengikuti public training ini yang merupakan utusan resmi dari sekolahnya, yaitu dari SMA Negeri 8 Jakarta Selatan, SMK Dinamika Pembangunan 1 dan 2 Jakarta Timur, SMA Negeri 71 Jakarta Timur, SMA Negeri 13 Jakarta Utara, MA Syawarifiyyah Jakarta Utara, MA Ar-Rasyidiyah Jakarta Utara, SMK Jaya Jakarta Utara, SMK Yanindo Jakarta Utara, SMK Al-Khairiyah 2 Jakarta Utara, MA Al-Khairiyah Jakarta Utara, SMA/SMK Mutiara 1 Jakarta Utara, MA Al-Wathoniyah 43 Jakarta Utara, SMA Negeri 41 Jakarta Utara dan peserta lainnya yang datang sebagai individu dan tidak diutus resmi dari sekolahnya.
“QLP, qalbu bersih, raih prestasi!” Itulah yel-yel yang diteriakan serentak oleh ratusan pelajar yang mengikuti Pelatihan Teknologi Qalbu Linguistic Programming (QLP) bagi Siswa/i SLTA Kelas 3 Se-DKI Jakarta untuk Lulus UN yang diselenggarakan oleh Jakarta Islamic Centre (JIC) di Aula Serba Guna JIC (Selasa, 9/4/2013). Yel-yel itu diteriakan setiap host dan trainer meneriakan kata QLP.
Ada 609 peserta yang mengikuti public training ini yang merupakan utusan resmi dari sekolahnya, yaitu dari SMA Negeri 8 Jakarta Selatan, SMK Dinamika Pembangunan 1 dan 2 Jakarta Timur, SMA Negeri 71 Jakarta Timur, SMA Negeri 13 Jakarta Utara, MA Syawarifiyyah Jakarta Utara, MA Ar-Rasyidiyah Jakarta Utara, SMK Jaya Jakarta Utara, SMK Yanindo Jakarta Utara, SMK Al-Khairiyah 2 Jakarta Utara, MA Al-Khairiyah Jakarta Utara, SMA/SMK Mutiara 1 Jakarta Utara, MA Al-Wathoniyah 43 Jakarta Utara, SMA Negeri 41 Jakarta Utara dan peserta lainnya yang datang sebagai individu dan tidak diutus resmi dari sekolahnya.
Pada pelatihan ini, salah satu yang menggugah dan memberikan motivasi besar kepada peserta adalah pernyataan master trainer, KH. Wahfiudin Sakam, SE, MBA. Ia menyatakan bahwa para peraih nilai UN SLTA tertinggi se-Indonesia pada tahun-tahun yang lalu adalah para pelajar dari kampung, dari kota-kota kecil dan desa, yang berasal dari keluarga tidak kaya raya, sederhana bahkan ada pula dari keluarga kurang mampu. Hal ini tentu mencengangkan karena menjadi pertanyaan mengapa para pelajar dari kota besar, seperti Jakarta yang di antaranya adalah anak-anak orang kaya dengan gizi berlebih, fasilitas lebih memadai dan tekun mengikuti bimbel dengan bayaran mahal justru kalah dengan pelajar-pelajar dari kampung tersebut? Inilah bukti kekuasaan Allah SWT yang ditujukan kepada kita semua, bangsa Indonesia, bahwa materi berlebih dan pendekatan duniawi tidak menjamin kesuksesan. Dia antara pelajar yang mencapai nilai UN tertinggi tingkat SLTA tersebut mereka sangat tekun membangun ketersambungan secara rutin dengan Allah SWT melalui shalat dhuha, shalat tahajud, puasa Senin Kamis atau dzikir. Selain itu, mereka adalah anak-anak yang patuh kepada orang tuanya dan orang tua mereka pun rajin membangun ketersambungan dengan Allah SWT melalui do`a yang dipanjatkan, utamanya di sepertiga malam, untuk kesusksesan anak-anak mereka.
Maka pada pelatihan ini, agar para peserta memiliki ketersambungan dengan Allah SWT seperti para pelajar yang memiliki nilai tertinggi tersebut, para trainer pun memberikan teknik-teknik pembersih qalbu karena qalbu yang bersihlah yang dapat memiliki ketersambungan kuat kepada Allah SWT, selain ibadah sunnah yang harus rutin mereka kerjakan seperti shalat dhuha, shalat tahajud, puasa Senin Kamis bahkan puasa Nabi Daud as. Teknik itu adalah dzikir jahr dan dzikir khafy yang merupakan teknik dasar dan utama dari teknologi QLP. Namun untuk memaksimalkan keberhasilannya, ada empat syarat yang harus dipenuhi peserta yang menggunakan teknologi QLP ini, yaitu: Pertama, Gelombang otak peserta berada di gelombang Alpha menuju fase gelombang Theta. Sebagai pengetahuan, frekuensinya gelombang otak manusia terdiri dari 4 kategori besar, yaitu gelombang Beta, gelombang Alpha, gelombang Theta, dan gelombang Delta. Dengan menggunakan EEG (electroencephalography), yakni sebuah alat perekam gelombang otak, maka gelombang otak seseorang dapat diketahui. Hasil nya berupa gambar disebut electroencephalogram.Selain empat gelombang tersebut, masih banyak lagi gelombang yang lain, seperti Gamma, Hyper Gamma, dan Epsilon. Tetapi di sini, saya hanya menjelaskan empat gelombang saja, yaitu Beta, Alpha, Theta dan Delta. Di gelombang otak amampu menganalisis atau menafsirkan apa-apa pun. Sebab itu di zaman Rasullullah SAW, sahabat yang terkena panah di betis hanya melakukan shalat sunat saja disamping sahabat lain mencabut anak panah tersebut. Begitu tentram dan khusyuknya sehingga tidak merasa apa-apa pun sakit. Juga, jika seseorang berada di dalam gelombang otak Alpha ke Theta, ia akan merasa sangat tenang. Jika dzikir itu terus-menurus dilantunkan, maka pengaruhnya bukan hanya kepada si pelantun dzikir, tetapi juga kepada mereka yang mendengarkan dzikir karena gelombang otak Alpha ke Theta juga keluar dari mulut pelantun dzikir, berjalan, merambat di udara dan masuk ke telinga orang yang mendengarkan. Ini pula yang menjelaskan fenomena beberapa kasus masuknya orang kedalam agama Islam karena mendengarkan suara adzan atau lantunan ayat-ayat Al-Qur`an karena Al-Qur`an itu juga disebut dengan Ad-Dzikr (dzikir); kedua, instruksi bahasa yang diberikan oleh instruktur atau trainer QLP untuk memprogram qalbu peserta adalah dzikir jahr dan dzikir khafy; ketiga, Memprogram qalbu dengan dzikir jahr dan dzikir khafy untuk pertama kalinya harus diberikan oleh trainer QLP yang memiliki otoritas dan kapasitas untuk mengajari peseerta. Setelah itu boleh dilakukan oleh peserta sendiri atau secara mandiri setiap selesai melakukan shalat fardu.
Lalu, apakah dengan teknologi QLP ini peserta yang mempraktikannya bisa lulus UN? Inilah pertanyaan yang awalnya ada di benak bahkan terlontar oleh beberapa pelajar yang mengikuti pelatihan ini. Pertanyaan yang kemudian terjawab dengan penjelasan yang terang-benderang yang tertera di buku Teknologi QLP untuk Pelajar yang dibagikan kepada peserta sebagai berikut: Obyek QLP adalah qalbu. Qalbu bagaikan sebuah kaca jendela dari sebuah rumah. Jika kaca sering dibersihkan, maka jendela akan menyerap cahaya matahari masuk ke rumah. Namun jika tidak dibersihkan, maka ia tidak akan bisa menyerap cahaya matahari masuk ke rumah. Qalbu juga begitu. Qalbu yang sering dibersihkan dengan dzikrullah akan lebih mudah menyerap ilmu daripada qalbu yang tidak pernah dibersihkan dengan dzikir. Banyak ilmuwan Muslim yang gemilang di zaman dahulu seperti Jabir bin Hayyan, Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Ar-Razi, al-Khwarizmi. Mereka selain rajin belajar dan meneliti, mereka rajin juga dalam berdzikir kepada Allah SWT. Bahkan Jabir bin Hayyan (bapak dan penemu ilmu kimia) adalah orang pertam memperoleh julukan as-Shufi. Beliau dikenal juga dengan sebutan Jabir as-Shufi. Dzikir juga menentramkan jiwa. Jiwa yang tentram akan membuat belajar jauh lebih efektif daripada jiwa yang resah. Bayangkan siswa yang sedang sedih, resah atau gelisah diperintahkan untuk belajar. Tentunya tidak akan mudah. Namun cobalah mereka diminta untuk berdzikir sejenak sampai masuk ke dalam qalbu. Setelah dzikir masuk ke dalam qalbu, qalbu pun menjadi tentram. Saat itu pelajar siap menyerap pelajaran dan mudah menghapal dan insya Allah, lulus UN. Amin.
Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Kepala Seksi Pengkajian JIC