RAMADHAN, REMAJA DAN KEKERASAN

0
139

kegiatan Jambore Ramadhan Anak 1432 H ditujukan untuk anak-anak yang berusia 10 s/d 12 tahun yang diadakan dari hari Sabtu s/d Ahad, 13 s/d 14 Agustus 2011 di JIC (menginap) dengan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan, menghibur dan dapat meningkatkan pemahaman ke-Islaman peserta. Bagi yang berminat untuk menjadikan anak, keponakan dan saudaranya sebagai peserta, dapat menghubungi panitia di nomor telepon 085693821958, 081399197702, 085811715643.

Ramadhan masih bersama kita, masih ada waktu untuk melibatkan para remaja dalam amalaiyah Ramadhan. Percayakan kepada mereka karena kepercayaan inilah yang mereka butuhkan untuk dibuktikan. Dan dari kepercayaan ini proses regenerasi di masjid terjadi, jika kita tidak ingin melihat di saat tua renta nanti, masjid kekuarangan jama`ah, sementara di luar para pemudanya asyik berjudi, mabuk-mabukan dan tawuran. Na`udzubillaahi mindzaalik.

Malam itu, setelah shalat tarawih, di lantai dua Musholla Darussalam yang terletak di Jl. Cemara Gang 12, Koja, Jakarta Utara nampak para remaja, semuanya pria, yang terbagi dalam dua kelompok tengah asyik berdiskusi. Tiga orang ustadz yang bertindak sebagai koordinator, fasilitator dan notulen turut mengamati jalannya diskusi tersebut. Para remaja ini, sambil sesekali membuka buku panduan yang didominasi warna merah dan hitam, begitu asyik berdiskusi. Asyik karena tema yang didiskusikan terkait dengan diri mereka sendiri, yaitu remaja dan kekerasan. Pada pertemuan terakhir ini, dari delapan kali pertemuan, mereka diminta untuk mendiskusikan tentang solusi untuk meredam aksi kekerasan di wilayah mereka.

Diskusi yang berlangsung di musholla tersebut adalah salah satu dari puluhan kelompok diskusi yang tersebar di tiga kecamatan Jakarta Utara, yaitu: Tanjung Priok, Koja dan Cilincing yang sudah berjalan sejak akhir bulan Juni sampai bulan Ramadhan ini. Penyelenggaranya adalah Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP) , sebuah LSM yang konsen terhadap isu-isu perdamaian dan kekerasan, yang mendapat dukungan dari alim ulama di Jakarta Utara.

Dipilihnya tiga kecamatan tersebut karena beberapa sebab, yaitu: Pertama, dari hasil survei yang dilakukan INSEP, Kecamatan Tanjung Priok, Koja dan Cilincing termasuk wilayah yang memiliki angka kekerasan remaja yang tinggi di Jakarta Utara bahkan di Ibukota, seperti tawuran, mengganggu ketertiban dan perusakan fasilitas umum; kedua, pada peristiwa Makam “Mbah Priok” satu tahun yang lalu, para remaja yang terlibat perusakan fasilitas negara dan aksi kekerasan yang menimbulkan korban luka-luka bahkan korban jiwa, mayoritas berasal dari tiga kecamatan ini; dan ketiga, seperti di beberapa wilayah lainnya, entah mengapa, justru di bulan Ramadhan tindak kekerasan, yaitu tawuran antar kelompok remaja – mengutip pernyataan Ustadz Hasbi Ash-Shiddiqie yang menjadi fasilitator kelompok diskusi tersebut untuk wilayah Kali Baru Barat 2, Cilincing dan sering melakukan upaya advokasi melerai terjadinya tawuran antara remaja- seakan-akan telah menjadi bagian dari amaliyah Ramadhan saban tahunnya, baik setelah shalat subuh atau shalat tarawih.

Jika dicarikan penyebabnya, teurtama yang terkait dengan kekerasan yang dilakukan para remaja di bulan Ramadhan, maka jawabannya seperti yng disampaikan oleh salah seorang peserta diskusi tersebut, yaitu para remaja kurang bahkan tidak dilibatkan dan diperhatikan dalam amalaiyah Ramadhan di masjidnya.

Tentu jawaban tersebut tidak perlu buru-buru kita bantah. Karena memang kenyataannya .secara umum, demikian. Banyak masjid-masjid di Ibukota dalam kepanitiaan sholat tarawih dan amaliyah Ramadhan lainnya diisi dan dijalankan oleh orang tua, sedangkan para remaja hanya menjadi obyek atau penonton. Bahkan kegiatan-kegiatan yang diadakan nyaris tidak ada yang dikhususkan kepada para remaja. Sehingga di waktu-waktu luang, seperti saat mereka bubaran dari shalat tarawih dan shalat subuh, karena remaja ini tidak mempunyai aktivitas, maka vitalitas dan gejolak mereka yang tinggi, tersalurkan dengan tindakan-tindakan yang destruktif.

Jakarta Islamic Centre (JIC) sendiri menyadari tentang pentingnya membina para remaja penerus kepemimpinan umat Islam ini dan menyalurkan segenap potensi mereka dengan hal-hal yang positif, terutama di bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan bagi para remaja untuk menahan dan membina diri. Maka pada hari Ahad, 24 juli 2011, JIC mengadakan Musyawarah Restrukturisasi Remaja Masjid. Tujuan dari musyawarah ini adalah:pertama, untuk mengaktifkan kembali organisasi remaja masjid di JIC yang sempat vakum selama dua tahun; kedua, untuk merestrukturisasi kepengurusan dan memilih ketua remaja masjid yang baru, yaitu saudara Ricard Mainaiki; dan ketiga, mengubah nama dan bentuk remaja masjid yang lama, yaitu Majelis Pemuda dan Remaja Masjid (Madaris) menjadi Forum Remaja Masjid (Formas) JIC. Dengan perubahan ini, maka cakupan wilayah kegiatan remaja masjid JIC tidak hanya di JIC saja, tetapi di seluruh wilayah Ibukota, termasuk Kepulauan Seribu. Para remaja ini kemudian dilibatkan untuk memimpin beberapa kegiatan Amalayiah Ramadhan di JIC, seperti Diklat Falakiyah dan Pelaksanaan `Itikaf. Selain kegiatan Jambore Ramadhan Anak 1432H. Kegiatan jambore ini ditujukan untuk anak-anak yang berusia 10 s/d 12 tahun yang diadakan dari hari Sabtu s/d Ahad, 13 s/d 14 Agustus 2011 di JIC (menginap) dengan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan, menghibur dan dapat meningkatkan pemahaman ke-Islaman peserta. Bagi yang berminat untuk menjadikan anak, keponakan dan saudaranya sebagai peserta, dapat menghubungi panitia di nomor telepon 085693821958, 081399197702, 085811715643.

Akhirulkalam, Ramadhan masih bersama kita, masih ada waktu untuk melibatkan para remaja dalam amalaiyah Ramadhan. Percayakan kepada mereka karena kepercayaan inilah yang mereka butuhkan untuk dibuktikan. Dan dari kepercayaan ini proses regenerasi di masjid terjadi, jika kita tidak ingin melihat di saat tua renta nanti, masjid kekuarangan jama`ah, sementara di luar para pemudanya asyik berjudi, mabuk-mabukan dan tawuran. Na`udzubillaahi mindzaalik. ***

Koordinator Pengkajian Jakarta Islamic Centre (JIC)

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here