JIC– Gerakan Perlawanan Islam, Hamas mengkritik kebisuan internasional terhadap kejahatan pendudukan dan agresi yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza.
Juru bicara gerakan tersebut, Hazem Qassem, dalam sebuah pernyataan Kamis malam (11/5) seperti dikutip dari Shehab News Agency mengatakan, Sikap diam dunia internasional atas kejahatan pendudukan zionis Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza akan mendorong pendudukan untuk terus lakukan kekerasan.
“Sikap diam internasional atas kejahatan pendudukan terhadap rakyat kami di Jalur Gaza merupakan dorongan bagi pendudukan untuk meningkatkan agresinya terhadap rakyat kami, dan kelanjutan dari logika standar ganda dalam menangani masalah Palestina,” ujar Qassem.
Pasukan pendudukan melanjutkan agresi mereka terhadap rakyat Palestina selama tiga hari berturut-turut, yang mengakibatkan 30 syahid dan melukai sekitar 94 orang lainnya, di mana sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Serangan Israel Ke Palestina, 2 Sipil Palestina Gugur
Serangan udara Israel, Kamis (11/5) malam menewaskan dua lagi warga Palestina di lingkungan Shejaiya, sebelah timur kota Gaza, menjadikan total korban meninggal menjadi 28 orang sejak Selasa (9/5).
WAFA melaporkan, sumber-sumber medis dari Rumah Sakit al-Shifa membenarkan, serangan mematikan itu menghantam sebuah rumah di lingkungan itu, menewaskan dua orang.
Sumber itu menambahkan, jenazah orang yang terbunuh dibawa ke kompleks medis Al-Shefa.
Sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan seorang warga Palestina, yang diidentifikasi sebagai anggota keluarga Abu Daqqa dan melukai empat anggota keluarga, termasuk istrinya, yang menderita luka serius, ketika sebuah jet tempur menembaki rumah mereka di kota Bani Sahla, timur kota Khan Younes di Jalur Gaza selatan.
Israel melancarkan serangan udara terhadap Jalur Gaza yang diblokade selama tiga hari berturut-turut, mengakibatkan syahidnya 28 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak serta melukai 86 lainnya.
Serangan tersebut meningkatkan total korban tewas warga Palestina di tangan tentara dan pemukim Israel sejak awal 2023 menjadi 143 di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza, termasuk 26 anak-anak dan enam wanita.