JIC – Di wilayah Mina ada sebuah masjid tua yang kondisinya sudah tidak bagus. Menariknya, masjid ini tak digusur dan masih dipertahankan hingga kini. Padahal Pemerintah Arab Saudi membangun habis-habisan wilayah yang dijadikan tempat ibadah lempar jumrah itu.
Kenyataan ini sangat kontras dengan pembangunan Masjidil Haram. Di sana, untuk perluasan rumah Allah, semua bangunan dibabat habis. Tak peduli tempat bersejarah seperti Benteng Ajyad yang dipersoalkan pemerintah Turki.
Masjid tua itu bernama Masjid Bai’ah dan terletak nyaris menempel di bagian belakang proyek Jamarat. Kondisinya kontras dengan sekelilingnya. Masjid itu tak beratap. Plesteran temboknya juga tampak asal-asalan. Di sana-sini sudah banyak yang mengelupas. Cat warna krem yang melapisi tembok sudah tampak kusam. Apalagi di bagian dalam, banyak yang rapuh karena dimakan usia.
Bangunan masjid ini berlantai tanah pasir. Di bagian depan, tempat imam salat, digelar karpet yang sudah lusuh. Juga ada beberapa sajadah yang telah robek bagian pinggirnya.
Pemerintah Arab Saudi memang masih mempertahankan masjid itu, tetapi tidak memfungsikannya. Di sana tidak ada tempat wudhu. Orang yang ingin salat di sana hanya bisa memanfaatkan air minum kemasan yang mereka bawa. Namun sebagian orang mencoba ‘menghidupkan’ masjid itu. Tampak dari adanya banyak Al-Quran dan tiang mikrofon yang biasa digunakan imam.
Lokasi masjid itu dulu termasuk dalam proyek pembangunan Jamarat yang ketika itu masih berupa bukit. Alat-alat berat dikerahkan untuk membongkar bukit tersebut. Namun menurut cerita yang berkembang, ketika pengerukan sampai di lokasi masjid, alat-alat berat tak mampu menembusnya.
Hingga akhirnya pengerukan dilakukan secara hati-hati dan tiba-tiba ditemukan wujud masjid tanpa atap. Ukurannya sekitar 7 x 10 meter. Sejak itu, bangunan masjid itu terus dipertahankan sampai sekarang meskipun di sekelilingnya telah dibangun proyek Jamarat yang megah. Hanya Masjid Bai’ah yang tak tergusur.
(Ism, Sumber: Kemenag.go.id)